0

Beautiful Friendship

At night, when the holiday Idul Fitri, me and my friends playing cards in one friend's house, named Dea. In the rules of our game, the loser will get the punishment that is set up and get a scratch card on the face powder. Each player may only once scrawled powder to face the losing players. The game took place with excitement. At the end of the game, we calculate how many marks are there in our faces. And who got the most graffiti is Dea. Because Dea got most graffiti, then he will get an additional punishment that is getting streaks remaining powder into his face until the remaining powder was exhausted. The other players happily doodled Dea face until her face was covered with white powder.


Once content to play, we decided to chat together in house sinta. Because the Idul Fitri holiday was long enough, we agreed to ride in the morning to fill the time off. The next morning, we were biking in the morning together. That morning we were biking in GOR, because in addition to cycling, we will also playing badminton. After playing badminton, we continue our cycling events around the area of GOR. At that time we were cycling through the swimming pool is there. One of our friends, Rio proposes to swim together after the bike later. We all immediately agreed with Rio. Finally, as we also decided to go home and get ready. Plan we went swimming at 09.00. but I just remembered that I had an appointment with my friends at my junior high school teachers to stay in touch to our Junior High School teachers. Our plans for the swim was almost canceled. Luckily my friends want to delay the halter to 01:00 pm.


Return from Hospitality, clock 12:30 pm. I was immediately rushed to pray dhuhur and prepare equipment pool. We finally headed to the pool is promptly at 01:00 pm. first we went there on a bicycle. But there is one of our friends named Ima offered to go there by car. We immediately accepted the offer. When we got there, we bought the tickets and get ready to swim. There, we played great. In the middle of the game, we rest and buy food that are sold there. Be some time after dinner, we continued our game in the pool. Because of the fun playing, we forget about time. Until the clock struck 04:30 pm. Finally we decided to quit swimming for the day.


When I got home, I immediately rushed to bath. And after a shower, I went to rest. I feel tired. And after I noticed that my skin had become darker. That is the result of swimming in the afternoon. There was a slight sense of disappointment, but it does not matter. Since that day I could feel the beautiful friendship between me and my friends.

0

Indahnya Persahabatan

Malam hari, pada waktu liburan Hari Raya Idul Fitri, aku dan teman-temanku bermain kartu disalah satu rumah temanku bernama Dea. Dalam aturan permainan kami, yang kalah akan mendapatkan hukuman yaitu menata kartu dan mendapatkan coretan bedak di wajah. Masing-masing pemain hanya boleh mencoretkan bedak satu kali ke wajah pemain yang kalah. Permainan berlangsung dengan seru. Di akhir permainan, kami menghitung berapa banyak coretan yang ada di wajah kami. Dan yang mendapatkan coretan terbanyak yaitu Dea. Karena Dea mendapat coretan terbanyak, maka dia akan mendapatkan hukuman tambahan yaitu mendapatkan coretan bedak yang masih tersisa itu ke wajahnya sampai bedak yang tersisa itu habis. Para pemain yang lain dengan senangnya mencoret-coret wajah Dea hingga wajahnya tertutup oleh putihnya bedak.

Setelah puas bermain, kami memutuskan untuk mengobrol bersama di rumah sinta. Karena liburan Idul Fitri itu cukup panjang, kami bersepakat untuk bersepeda pagi untuk mengisi waktu libur tersebut. Keesokan paginya, kami pun bersepeda pagi bersama. Pagi itu kami bersepeda di GOR, karena selain bersepeda, kami juga akan barmain badminton. Setelah bermain badminton, kami melanjutkan acara bersepeda kami di sekitar area GOR. Pada waktu itu kami bersepeda melewati kolam renang yang ada disana. Salah satu teman kami, yaitu Rio mengusulkan untuk berenang bersama setelah bersepeda nanti. Kami semua langsung setuju dengan pendapat Rio. Akhirnya, saat itu juga kami memutuskan untuk pulang dan bersiap-siap. Rancana kami pergi berenang pada pukul 09.00. tetapi aku baru ingat bahwa aku mempunyai janji dengan teman-teman di SMP ku untuk bersilaturahmi ke guru-guru SMP kami. Rencana kami untuk berenang pun hampir batal. Untung saja teman-temanku mau menunda renangnya menjadi jam 13.00.


Sepulang dari silaturahmi, jam menunjukkan pukul 12.30. aku pun langsung bergegas untuk shalat dhuhur dan menyiapkan perlengkapan renang. Kami akhirnya berangkat menuju ke kolam renang tersebut tepat pukul 13.00. awalnya kami pergi kesana dengan naik sepeda. Tapi ada salah satu dari teman kami bernama Ima menawarkan untuk pergi kesana dengan mobilnya. Kami langsung menerima tawaran itu. Sesampainya disana, kami membeli karcis dan bersiap untuk berenang. Disana, kami bermain dengan asyik. Ditengah-tengah permainan itu, kami beristirahat dan membeli makanan yang di jual disana. Beberap saat setelah makan, kami melanjutkan permainan kami di kolam renang. Karena keasyikan bermain, kami jadi lupa waktu. Sampai-sampai jam menunjukkan pukul 16.30. Akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi renang pada hari itu.


Sesampainya di rumah, aku segera bergegas untuk mandi. Dan setelah mandi, aku langsung beristirahat. Aku merasa lelah sekali. Dan setelah aku perhatikan, ternyata kulitku berubah menjadi lebih gelap. Itulah akibat dari berenang di siang hari. Ada sedikit rasa kecewa, tapi itu tidak menjadi masalah. Karena hari itu aku dapat merasakan indahnya persahabatan antara aku dengan teman-temanku.

0

Trapped Rain

A few months ago, me and my brother went to a internet cafe near my house, Three-D name. We went there at around 07:00 pm. It was at that time is the rainy season and the weather on that day a bit overcast. Even so, we still go there. Because we want to find materials for me and my sister school work. We went there by riding a bike. After we prepare all the equipment such as money and flashdisk, we immediately set out to not be too late.

After arriving there, we find an empty place. Once you can, we immediately started looking for materials for our school work. We are looking for a fun task. Suddenly my phone rang. It turned out that my friend sent a short message informing me that "do not go home yet because it was still raining". Then I looked at the window. Sure enough, it rained very hard. I did not realize it, because in does not feel that at the time the heavy rains.

While waiting for the rain to stop, I decided to look for songs that were popular at the time. Because I feel enough, we soon ended and pay the cost of the internet. Apparently the rain had stopped, too. As I sit and listen to music, we had to wait for the rain to stop on the front porch internet cafe. Apparently the rain becoming more and more heavily. After a long wait, we finally decided to go home with a rain. Our bike quickly. When she got home, our clothes soaked. Luckily our parents are not angry,. After that we quickly dried off and dressed. Apparently the rain did not stop until night. Luckily we had reached home safely.

0

Terjebak Hujan

Beberapa bulan yang lalu, aku dan adikku pergi ke warnet di dekat rumahku, Three-D namanya. Kami pergi kesana sekitar pukul 19.00. Memang pada waktu itu merupakan musim hujan dan cuaca pada hari itu sedikit mendung. Meskipun begitu, kami tetap pergi kesana. Karena disana kami ingin mencari bahan untuk tugas sekolah milikku dan adikku. Kami pergi kesana dengan menaiki sepeda. Setelah kami menyiapkan segala keperluan seperti uang dan flashdisk, kami segera berangkat agar tidak terlalu malam.

Setelah tiba disana, kami mencari tempat yang kosong. Setelah dapat, kami langsung memulai mencari bahan untuk tugas sekolah kami. Kami mencari tugas tersebut dengan asyiknya. Tiba-tiba saja handphone ku berdering. Ternyata temanku mengirimkan SMS yang memberitahukan aku bahwa “jangan pulang dulu karena masih hujan”. Kemudian aku melihat ke arah luar jendela. Ternyata benar, hujan turun dengan sangat deras. Aku tidak menyadarinya, karena didalam tidak terasa kalau pada saat itu hujan deras.

Sambil menunggu hujan reda, aku memutuskan untuk mencari lagu-lagu yang popular pada saat itu. Karena dirasa cukup, kami segera mengakhirinya dan membayar biaya internet tersebut. Ternyata hujan belum reda juga. Sambil duduk-duduk dan mendengarkan musik, kami terpaksa menunggu hujan reda di teras depan warnet. Ternyata hujan semakin lama semakin deras. Setelah lama menunggu, akhirnya kami memutuskan untuk pulang sambil hujan-hujanan. Kami menaiki sepeda dengan cepat. Sesampai dirumah, baju kami basah kuyup. Untung saja orang tua kami tidak marah,. Setelah itu kami segera mengeringkan badan dan ganti baju. Ternyata hujan itu tidak kunjung berhenti sampai malam. Untung saja kami sudah sampai rumah dengan selamat.

0

Be careful . . . crazy people!!!

In every month of fasting I always fill with fun activities. As at September 2009 last month. At that moment happened to the school holidays had begun. For that, I and my friends agreed to wake up those who sleep to wake up to eat meal. We were all around the village, carrying the tools that can produce sounds like a gallon, wide band, bottle, cover the pan, guitar, etc.. These tools function as accompanist for a more festive atmosphere. After that, we all go home to eat meal.

After the meal, I and my friends went to the mosque for pray subuh. After pray subuh, we plan to play football. Riding a bike, we together went to the GOR to play ball there. We played ball in a place usually called the "red carpet".

It turned out that not only we are playing ball there. The children from other villages are also many who play football there. Especially boys. We infact invited to play ball together. Me and my friends versus a group of children from other villages. In the middle of the game, it there is one lunatics who come. Crazies dressed in very dirty, smelly, and in rags. The longer these crazy people closer towards us. Feeling disturbed and afraid, we finally decided to play ball elsewhere.

Finally, we found a shady spot and avoid the crazies. We continued our ball game on the front page GOR. We played there with enjoy. Although we lost the group with a group of our opponents, but we still enjoyed playing together. Before go home, we took to cycling around the area of GOR. Having considered, we decided to come home so we are not too tired and thirsty. And thank God I could go fast on that day until break time arrives.

0

Hati-hati . . . ada orang gila!!!

Pada setiap bulan puasa selalu aku isi dengan kegiatan yang menyenangkan. Seperti pada bulan September 2009 lalu. Pada saat itu kebetulan liburan sekolah sudah dimulai. Untuk itu, aku dan teman-temanku sepakat untuk membangunkan orang-orang yang tidur agar bangun untuk sahur. Kami semua berkeliling kampung sambil membawa alat-alat yang bisa menghasilkan bunyi seperti gallon, kentongan, botol, tutup panci, gitar, dsb. Alat-alat tersebut berfungsi sebagai pengiring agar suasana menjadi lebih meriah. Setelah itu, kami semua pulang untuk makan sahur.


Setelah makan sahur, aku dan teman-temanku pergi ke masjid untuk shalat subuh. Setelah shalat subuh, kami berencana untuk bermain sepak bola. Dengan menaiki sepeda, kami bersama-sama pergi ke GOR untuk bermain bola disana. Kami bermain bola di tempat yang biasa disebut dengan “karpet merah”.


Ternyata tidak hanya kami saja yang bermain bola disana. Anak-anak dari kampung lain juga banyak yang bermain bola disana. Terutama anak laki-laki. Bahkan kami diajak untuk bermain bola bersama-sama. Aku dan teman-temanku melawan kelompok anak-anak dari kampung lain tersebut. Ditengah-tengah permainan, ternyata ada satu orang gila yang datang. Orang gila itu memakai baju yang sangat kotor, bau, dan compang-camping. Semakin lama orang gila tersebut semakin mendekat ke arah kami. Merasa terganggu dan takut, akhirnya kami memutuskan untuk bermain bola di tempat lain.


Akhirnya kami menemukan tempat yang teduh dan terhindar dari orang gila itu. Kami melanjutkan permainan bola kami di halaman depan GOR. Disitu kami bermain denagn asyiknya. Meskipun kelompok kami kalah dengan kelompok lawan kami, tapi kami tetap senang bisa bermain bersama-sama. Sebelum pulang, kami menyempatkan diri untuk bersepeda keliling area GOR. Setelah dirasa cukup, kami memutuskan untuk pulang agar kami tidak terlalu capek dan haus. Dan alhamdulillah aku bisa meneruskan puasa pada hari itu sampai waktu berbuka tiba.

0

My First Score of GE Test

Friday, October 30th 2009, I have a GE (General English) test, which consist of 38 questions. I did that questions with doubtful. Actually, that questions is not so much difficult. Infact, all the examination material are inside do a GE book which I have. Whereas, 2 weeks before test, Miss. Devina, my GE teacher has reminded my friend and I about that. The examination material tooked from GE book chapter 1-4. Especially questions number 27-38. We have answered them with Miss. Devina and the answer has certainly true.


Difficulty answer that questions caused I did not study enough. At the night time before test, I did not study with seriously. Because I am terribly tired. Upon returning of school, we have accountancy course, so I didn’t afternoon nap. Finally, I study while I was laying down and the material which I understand only hold out for that night. Tomorrow in the morning, all the material which I study have forgotten.


Monday, November 2nd 2009, at the last lesson, we are be ordered in to the library to be have GE lesson. In the library, Miss. Devina wrote numeral from 100-0. In my opinion, that numeral not related to GE lesson. After that, the result of our test divided. Apparently we are must to marked that numeral at the board, suitable with our score which we got. I have surprised when I know how much the score which I got. And my score is 42. Substandard from the minimum score of GE lesson that is 73.


And after all the student wrote their score at the board, the result very disappoint. Almost all the student in my class got score below the minimum score in GE lesson. After Miss. Devina knew them, she angriest to my friend and I and to repair them, Miss. Devina gives a work for write a story about my score. Besides that, we must to enter this story in the my Blog with 4 other story which gathered on January later.

0

Nilai Pertamaku Ujian GE

Jumat, 30 Oktober 2009, aku menjalani ujian GE (General English) yang terdiri dari 38 soal. Aku mengerjakan soal itu dengan ragu-ragu. Sebetulnya soal-soal itu tidak begitu sulit, bahkan semua bahan ulangan ada dalam buku GE yang aku miliki. Padahal 2 minggu sebelum ulangan, Miss. Devina, guru GE ku sudah mengingatkan kami tentang ujian itu. Bahan ujian diambil dari buku GE bab 1-4. Apalagi soal no 27-38. Kami sudah menjawabnya bersama dengan Miss. Devina dan jawabannya sudah pasti benar.


Kesulitan mengerjakan soal-soal itu disebabkan karena aku kurang belajar. Malam hari sebelum ujian, aku belajar kurang sungguh-sungguh. Karena aku sangat capek. Sepulang sekolah, kami menjalani kursus akuntansi, jadi aku tidak sempat tidur siang. Akibatnya, aku belajar sambil tidur-tiduran dan pelajaran yang aku pahami hanya bertahan malam itu saja. Keesokan paginya, seluruh pelajaran yang aku pelajari sudah lupa.


Hari Senin, 2 November 2009, pada jam pelajaran terakhir, kami disuruh ke perpustakaan untuk mengikuti pelajaran GE. Setelah itu hasil ulangan kami dibagikan. Ternyata kami harus menandai angka-angka yang ada dipapan tersebut sesuai dengan nilai yang kita peroleh. Betapa terkejutnya aku saat mengetahui nilai yang aku peroleh, yaitu 42, jauh dibawah nilai SKM GE, yaitu 73.


Dan setelah semua selesai menuliskan nilainya dipapan, hasilnya sangat mengecewakan. Hampir seluruh anak di kelasku mendapat nilai dibawah SKM pelajaran GE. Setelah Miss. Devina mengetahui hal itu, dia marah-marah kepada kami. Untuk memperbaiki semua itu, Miss. Devina memberi tugas untuk menulis cerita tentang nilai kami ini. Selain itu kami harus memasukkan cerita ini ke dalam blog kami bersama dengan 4 cerita kami yang lainnya yang akan dikumpulkan pada bulan Januari nanti.

Siguiente Inicio

Memorias